Dalam penelitian literatur review adalah basis penting untuk menunjukkan penting atau tidaknya penelitian yang akan dilakukan. Literature review akan membantu kita memahami apa yang sudah diketahui dan belum diketahui dari sebuah topik. Literature review juga membantu menjelaskan konsep penting dan gap penelitian. Karena penelitian kita pada dasarnya menambah, memperluas dan memperdalam pemahaman atas sebuah topik. Kita melanjutkan para peneliti yang sudah membahas isu tersebut terlebih dahulu.
Perlu dipahami bahwa ada banyak macam literature review. Secara garis besar, literature review bisa dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu traditional literature review dan systematic style literature review.
Lietrature Review adalah untuk mengetahui apa literature yang sudah ada dan bagaimana kita bisa berkontribusi untuk memperluas pengetahuan tersebut. Kedua adalah untuk memproduksi dokumen atau riset terkait isu tertentu.
Sejarah systematic review?
Cikal bakal ide pengembangan metod sistematis dalam mereview literature sebetulnya sudah ada sejak tahun 1753 yang dicetuskan oleh James Lind yang berbicara soal penyakit scurvy, sejenis penyakit karena kekurangan vitamin C pada para nelayan yang banyak terjadi hingga akhir abad 18.
Pendekatan sistematis terhadap literatur review kemudian semakin berkembang pada tahun 1970-an dengan dua kejadian. Yang pertama adalah inisiatif dari Archie Cochrane (1972) di UK yang mendorong penggunaan Randomized Control Trials (RCT) sebagai metode untuk evaluasi intervensi di layanan kesehatan. Kedua adalah inisiatif dari Gene Glass (1976) di AS yang mendorong menggunakan prosedur statistik untuk menggambungkan penelitian mandiri yang kemudian dikenal dengan istilah 'Meta Analysis'.
Dari dua inisiatif ini kemudian berkembanglah metode sistematic review yang dimulai dari sektor kesehatan. Tahap penting juga dengan berdirinya berbagai jaringan dan lembaga seperti Oxford Database of Perinatal Trials (1986), the Cochrane Collaboration (1992) yang melahirkan Cochrane Review (2012), the Campbell Collaboration (2000) dan juga mendorong Department of for International Development (DfID) untuk menggunakan sistematic review di banyak negara.
Sistematik review menjadi diterima lebih luas karena dengan semakin banyaknya produk riset yang muncul, metode ini membantu peneliti untuk bisa mensintesa secara ringkas penemuan yang sudah dilakukan. Sehingga tidak heran, meski tumbuh dan dikembangkan di kalangan penelitian medis dan kesehatan, pendekatan ini juga kemudian digunakan di banyak disiplin lain hingga saat ini.
Kelebihan SR dibanding dengan penelitian biasa
Di banyak program paskasarjana, melakukan sistematik review adalah salah satu alternatif metode riset yang bisa digunakan selain penelitian mandiri. Juga karena Sisytematic Review juga dianggap sebagai metode terbaik (gold standard) untuk mensintesa penemuan dari penelitian sebelumnya.
Bagi para mahasiswa PhD di luar negeri, sistematik review sering dijadikan sebagai salah satu persyaratan yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitiannya sendiri. Begitu juga di antara mahasiswa master, metode ini bisa menggantikan penelitian yang dilakukan mandiri secara independen. Karena kemungkinan melakukannya lebih tinggi (lebih feasible) dibanding penelitian mandiri.
Kekurangan bagi mahasiswa master yang mengambil jalan melakukan sistematik review dibanding
penelitian mandiri adalah kehilangan kesempatan untuk mengalami langsung proses penyusunan desain riset, pengurusan etik, pengambilan data, dan harus bergantung ke data yang diambil oleh peneliti lain.
Bagaimana tahapannya?
Setidaknya ada 9 langkah melakukan sistematik review:
- Langkah I: Riset Pendahuluan, Merumuskan Pertanyaan Review, dan mengembangkan protokol
- Langkah II: Mencari literature
- Langkah III: Penyaringan literature berdasarkan Judul dan Abstrak
- Langkah IV: Mencari paper yang terpilih
- Langkah V: Melakukan seleksi teks lengkap (full text)
- Langkah VI: Melakukan assessment kualitas paper yang terpilih
- Langkah VII: Ekstraksi Data
- Langkah VIII: Analisa dan sintesa
- Langkah IX: Penulisan laporan dan editing
Merumuskan Pertanyaan Review
Pertanyaan review dan protokol SR adalah dua hal penting yang akan menentukan hasil dan proses SR itu sendiri. Jika pertanyaan yang diajukan tidak fokus maka proses SR akan menjadi menantang, karena pertanyaan dan protokol yang akan menjadi kompas dalam melaksanakan SR itu sendiri.
Untuk membuat pertanyaan review yang baik, maka disarankan menggunakan 6 langkah berikut ini:
- Identifikasi area of interest
- Lakukan scoping search terlebih dahulu
- Fokuskan ide untuk mendefinisikan scope dari review
- Finalkan pertanyaan dan kembangkan kriteria inklusi dan eksklusi
- Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli di bidang tersebut
- Kembangkan protokol SR
Tentukan topik secara agak luas supaya bisa lebih fleksible. Setelah menentukan topik maka bisa dilakukan scoping riset awal untuk memberikan gambaran apa literature yang tersedia untuk proses SR. Bisa dicari di database riset yang umum digunakan, atau cek di Prospero.
Scoping review perlu dilakukan untuk beberapa hal
- Memastikan SR yang akan dilaksanakan ini belum dilakukan sebelumnya? apakah pertanyaannya sama? kapan diterbitkan? apakah sudah ada literature baru setelah SR sebelumnya? perlukah diupdate dll.
- Melihat siapa tokoh peneliti utama atau kelompok penelitian yang ada di topik tersebut? Bagaiamana pandangan mereka dan perbedaan dengan grup yang lain? Apa rekomendasi penelitian lanjutan dari publikasi sebelumnya?
- Untuk mengetahui seberapa banyak literature yang tersedia terkait topik tersebut? Apakah terlalu sedikit atau sebaliknya terlalu banyak? Apakah pertanyaan review perlu diperluas atau dipersempit?
Setelah tahap ini, maka kita bisa mulai melakukan perbaikan terhadap pertanyaan review dan mengem mbangkan protokol. Pertanyaan review bisa bersifat deskriptif (menjelaskan konsep), atau normatif (mengeksplor preferensi apa yang harus dilakukan), observasi/relasional (melihat hubungan diantara dua variable atau lebih), kausal (efek dari satu atau lebih independen variabile terhadap outcome variable), atau theoretical (eksplor faktor yang menyebabkan satu keadaan, kejadian atau proses).
Untuk memperbaiki pertanyaan review bisa menggunakan rumus 4W1H (Who, What, How dan Where) atau menggunakan rumus PICO (Population, Intervention, Comparator, Outcome) ditambah Setting dan Study Disain.
Jika pertanyaan riset dan kriteria sudah ditetapkan maka kita bisa mengembangkan protokol sistematik review yang terdiri dari :
- Background : menjelaskan singkat 4W1H atau PICOSS
- Summary literatur yang sudah ada
- Pertanyaan riset dan tujuan SR
- Metode: Strategi pencarian, screening dan seleksi, assesment kualitas, ekstraksi data, dan data analisis.
- Time frame: Berapa lama akan dilaksanakan
- Pertimbangkan perbedaan tipe sumber yang ada
- Temukan sumber spesifik yang akan dicari
- Temukan key search term yang akan digunakan
- Buatlah rencana untuk mengurangi bias
- Rencanakan bagaimana menyimpan dan mengelola hasilnya
- Mencari di database bibliografi
- Mencari secara langsung (hand searching) literature yang terkait misalnya dari daftar pustaka
Extract Data
- Starts with PICO (Population, Intervention, Outcome)
- Study Design
Referensi Video:
https://www.youtube.com/watch?v=ls-NFyaYQMo&list=PL3GRn1mBpejz8_4qCTys08oJ2_j4-qWhP
Sources:
https://www.griffith.edu.au/griffith-sciences/school-environment-science/research/systematic-quantitative-literature-review
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung