Ini adalah rekaman khutbah Jumat saya pada tanggal 2 Juli 2021 yang lalu. Karena masih dalam suasana Pandemi COVID-19, apalagi di tengah semakin meningkatnya pertambahan kasus positif sehingga memaksa pemerintah menerapkan PPKM Darurat pada tanggal 3 - 20 Juli 2021, maka semoga tema ini cukup relevan.
Wabah belum berakhir, dan kita bisa berperan di dalamnya. Berperan positif dengan membantu menekan laju penularan. Semoga kita semua diberikan keselamatan di tengah cobaan ini. Dan mari kita berdoa semoga yang sudah terpapar diberikan kekuatan untuk kembali pulih. Amin ya Rabb.
#COVID-19 #Hikmah #Kuat #Sehat
Teks Khutbah Lengkap
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعلى آله وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَيُّهَا الحَاضِرُون اتَّقُوْا اللهَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا أَمَّا بَعْدُ
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah,
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah swt, alhamdulillah pada hari Jumat siang ini, kita kembali melaksanakan ibadah shalat Jumat secara online dalam keadaan sehat wal-‘afiat. Mari kita berdoa kepada Allah ﷻ, agar kita semua diberikan kekuatan dan keselamatan di masa pandemi Covid-19 dan diberikan kesempatan untuk merasakan kehidupan normal seperti biasanya di masa yang akan datang. Amin ya rabbal alamin.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad ﷺ, yang telah menyampaikan risalah dan ajaran Islam. Semoga kita diberikan ketabahan dan kekuatan untuk dapat mengikuti segala sunnahnya. Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada diri khatib sendiri, dan kepada kita semua, agar senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh larangannya.
Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah,
Kita ketahui bahwa dalam kehidupan ini, Allah akan memberikan ujian kepada kita dengan berbagai bencana, kedaruratan baik itu berupa kehilangan jiwa, kekurangan sumber daya dan harta. Dalam Al Baqarah ayat 155 Allah berfirman.
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Terjemah Arti: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Selama hampir dua tahun ini, kita diuji dengan pandemic COVID-19 yang sudah mengglobal. HIngga ini sudah 220 negara yang terdampak pandemi, dan 183 juta orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan korban meninggal hampir 4 juta orang. Di dalam negeri, kita juga mengalami hal yang sama.
Hari hari ini kita mendapatkan berbagai kabar yang tidak menyenangkan. Pandemi COVID-19 di dalam negeri juga semakin parah. Sehingga pemerintah mengambil kebijakan PPKM Darurat dimulai esok hari. Angka kasus semakin tinggi, fatality rate semakin tinggi dan pertambahan kasus masih akan terus meningkat dari ke hari. HIngga hari ini di Indonesia sudah lebih dari 2 juta orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Dan juga korban Meninggal di negeri sudah hampir 60 ribu jiwa.
Angka penularan juga semakin meningkat. Penambahan kasus yang biasanya berkisar antara seribu sampai 12 ribu per hari. Sejak bulan Juni ini sudah bergerak naik tinggi. Rata-rata 20 ribu kasus setiap harinya terkonfirmasi. Bahkan banyak pakar epidemiologi yang memprediksi kita sebetulnya belum menyentuh puncak kurva pandemic gelombang Kedua. Peneliti dari Griffith University memprediksi puncak gelombang kedua baru akan terjadi pada Juli-Agustus 2021 dengan kasus terkonfirmasi per hari 200 – 300 ribu orang per hari. Kematian dari angka ini diprediksi akan mencapai 2000-300 orang per hari.
Tahun kemarin kita mendengar dan ikut prihatin apa yang terjadi saat Italia, India, Brasil dan negara lain kewalahan mengelola pandemic ini. Disana Rumah sakit penuh sesak, dokter dan perawat kelelahan tersungkur. Tenaga Kesehatan disana harus berjibaku memberikan pelayanan dengan penuh keterbatasan. Oksigen langka, kamar darurat dan kamar bias penuh. Tidak semua pasien bisa ditangani dengan baik. Harus dirawat di selasar rumah sakit, di lorong-lorong, bahkan di tenda-tenda sementara di tempat parkiran. Sistem Kesehatan id negara terpuruk, negara-negara itu terpukul hebat.
Para tenaga Kesehatan dengan terpaksa menerapkan triase bencana. Keputusan yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Mereka harus memilih Pasien-pasien dipilih mana yang sekiranya bisa pulih itu yang diberikan prioritas untuk dirawat. Sementara para penderita COVID-19 yang bergejala berat dan sedikit kemungkinan selamat, semakin kecil kemungkinan untuk bisa ditangani.
Hadirin rahimakumullah
Cerita-cerita seperti itu dulu hanya kita dengar sebagai kabar dari negeri seberang, atau dari negara yang nun jauh disana. Namun Minggu ini dan sepertinya di bulan-bulan ini kita tidak mendengar kabar serupa dari negeri kita sendiri. Kini sudah banyak Rumah sakit tidak siap dan kewalahan dengan peningkatan kasus yang terjadi di negeri ini. Rumah sakit di Indonesia mengalami tantangan yang sama seperti dulu terjadi di Itali, India dan Brasil.
Sejauh ini sudah 1026 tenaga Kesehatan yang gugur selama Pandemi COVID-19 yang terdiri dari dokter, bidan dan perawat. Kita juga semakin sering mendengar kabar kabar duka bukan dari berita namun dari grup sekitar kita, dan tetangga, teman dan saudara.
Hadirin siding jumat yang dirahmati allah
Kondisi yang semakin berat ini, tentuya bisa membuat kita putus asa. Betapa tekanan krisis Kesehatan yang juga berimbas ke sektor ekonomi, sosial dan budaya ini begitu menyiksa dan sudah berlangsung satu tahun lamanya mungkin akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
Namun tentunya berputus asa, stress, atau bahkan sebaliknya mengambil sikap apatis dan ignorance dengan berpura-pura pandemic ini tidak ada, bukanlah suatu sikap yang tepat. Karena dengan berputus asa berarti kita tidak mempercayai bahwa Allah maha rahmat dan akan selalu memberi jalan kepada umat manusia. Bukankah Allah Subhanahu Wata’ala sudah berfirman
قَا لُوْا بَشَّرْنٰكَ بِا لْحَـقِّ فَلَا تَكُنْ مِّنَ الْقٰنِطِيْنَ {٥٥} قَالَ وَمَنْ يَّقْنَطُ مِنْ رَّحْمَةِ رَبِّهٖۤ اِلَّا الضَّآ لُّوْنَ {٥٦}
“Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan benar, maka janganlah engkau termasuk orang yang berputus asa.” Ibrahim berkata: “Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang yang sesat.” [QS. Al-Hijr: 55-56]
وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”(Q.S. Yusuf : 87)
Rasul Sallallahu alayhi wassalam juga pernah bersabda bahwa berputus asa merupakan salah satu bentuk dari dosa besar. Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, bahwa ada seorang lelaki yang berkata: “Wahai Rasulullah, apa itu dosa besar?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Syirik kepada Allah, pesimis terhadap karunia Allah dan berputus asa dari rahmat Allah.” [HR. Al-Bazzar (106, lihat Kasful Astaar) dengan sanad hasan].
Berbagai ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk selalu berprasangka baik kepada Allah dan meyakini bahwa akan ada hikmah dari segala kejadian termasuk pandemic ini.
Hadirin rahimakumullah,
Jika kita mau melihat gambaran besar secara makro baik ekonomi maupun sosial. Dalam lintasan sejarah, pandemic atau bencana besar demikian juga perang adalah momentum untuk bisa berkembang lebih baik. Selalu ada peluang untuk menjadi lebih baik karena hidup ini adalah siklus yang berputar terus menerus.
إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ ٱلْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُۥ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ
وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Terjemah Arti: Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Belajar dari Pandemi di masa lalu. Bahwa pandemic apapun akan berakhir. Sejarah membuktikan bahwa umat manusia telah berkali-kali mengalami berbagai macam pandemic yang mirip-seperti COVID-19.
Pada tahun 2003 kita mengalami Pandemi virus corona SARS. Dampaknya tidak terlalu besar namun menewaskan kurang dari 1.000 orang. Begitu juga pada tahun 1957-1958 kita mengalami pandemi Flu Asia yang memakan korban 1,1 juta jiwa, juga flu Hong Kong tahun 1968-1970 yang korbannya mendekati 1 juta. Flu Babi di tahun 2009 – 2010 mengakibatkan korban meninggal 151.700-575.400 orang.
Para Ahli memprediksi bahwa ketika pandemic sudah bisa kita kendalikan akan terjadi fenomena Post Pandemic Boom. Setelah pemerintah mencabut berbagai pembatasan akan lebih banyak orang yang terbang bepergian, makan di luar, dan menginap di hotel.
Dunia juga mencatat bahwa secara Global pelaksanaan vaksinasi saat COVID-19 ini tercatat sebagai program vaksinasi tercepat dalam sejarah manusia. Begitu pula IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan rata-rata dunia pada tahun 2021 sebesar 6 persen. Di Indonesia vaksinasi juga sudah mencakup 13 juta orang.
Sejarah mengajarkan kita bagaimana orang berperilaku selama fase akut pandemi dan apa yang mereka lakukan ketika ekonomi mulai bergerak kembali. Tingkat tabungan rumah tangga Inggris berlipat ganda selama wabah cacar pada paruh pertama tahun 1870-an, sementara orang Amerika menabung lebih banyak uang selama wabah flu Spanyol daripada tahun-tahun berikutnya hingga Perang Dunia II.
Dengan kata lain, ketika peluang pembelanjaan berkurang, ekonomi akan tumbuh luar biasa. Begitu pula setelah krisis keuangan pada tahun 2007, di mana ekonomi berbagi direvolusi dengan lahirnya berbagai inovasi.
Hadirin rahima kumullah
Yang paling penting adalah faktor bagaimana kita menyikapinya. Dalam quran Allah memberikan petunjuk dalam Al Baqarah 153
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
Terjemahan Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
Dalam ayat Al-Baqarah ayat 45 Allah berfirman
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Menurut berbagai tafsir Jalalain, kita harus mintalah pertolongan dalam menghadapkan urusan atau kesulitan-kesulitanmu dengan bersabar dan menahan diri dari hal-hal yang tidak baik dengan sholat. Menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya, sikap “Sabar” adalah kondisi jiwa yang tidak suka dengan musibah buruk yang menimpanya, akan tetapi dalam upaya untuk keluar dari musibah itu ia melakukan sejumlah “Ikhtiar” dan meninggalkan maksiat. “Sabar” itu aktif dan bukan pasif. Yaitu mengundang pertolongan Allah dengan Usaha maksimal yang tidak bertentangan dengan syariat Allah Azza Wa Jalla.
Dalam ayat lain Al Anfal 60 Allah SWT berfirman
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡ ۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَىۡءٍ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).
Solusi menghadapi pandemic sejak dulu hingga sekarang tidak berubah. Pandemi penyakit menular hanya bisa kita lawan dengan disiplin menjaga jarak, menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sebaik-baiknya. Upaya ini juga harus dibarengi dengan upaya maksimal dari pemerintah untuk melakukan tracing, tracking dan testing kepada seluruh warganya. Dan juga menggalakan vaksinasi untuk mendapatkan kekebalan kelompok.
Jurus dan upaya yang harus kita lakukan bukanlah roket sains yang begitu rumit. Namun semua itu memerlukan komitmen dan kesabaran kita semua untuk disiplin guna melindungi diri kita sendiri dan orang lain. Marilah kita berusaha sekuat tenaga untuk berperan aktif menyelesaikan pandemic ini. Karena pada akhirnya setelah kesulitan allah menjanjikan aka nada kemudahan yang aan didapatkan.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung