Sepanjang yang saya tahu impor itu dibutuhkan bagi banyak negara untuk efisiensi. Seperti perdagangan pada umumnya, setiap orang membutuhkan pertukaran sumber daya. Karena tidak semua bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Disisi lain, spesialisasi di suatu daerah membuat produksi lebih melimpah dan kualitas sebuah barang juga lebih baik.
Jadi perdagangan, termasuk impor, dilakukan untuk juga menekan biaya. Terkait juga dengan hukum ekonomi supply dan demand, semakin barangnya sedikit karena demand terlalu besar, harganya semakin tinggi. Coba bayangkan jika kebutuhan beras begitu tinggi dan stok kurang, niscaya harganya akan mengangkasa dan merugikan para pemakan nasi.
Jadi dalam kondisi tertentu impor itu dibutuhkan. Karena pilihan untuk subsistensi kebutuhan, dengan membuat segalanya sendiri terbukti adalah pilihan yang terlalu sulit untuk dijalani.
...
Di sisi lain impor juga bisa berbahaya jika dilakukan pada komoditas yang kita punya. Justru bisa membunuh dari dalam dan merugikan pelaku usahanya. Petani bisa merugi, pengrajin bisa kepayahan karena serbuan barang dari luar.
...
Di sisi lain impor juga bisa berbahaya jika dilakukan pada komoditas yang kita punya. Justru bisa membunuh dari dalam dan merugikan pelaku usahanya. Petani bisa merugi, pengrajin bisa kepayahan karena serbuan barang dari luar.
Lalu bagaimana kita memutuskannya? Ya harus ada koordinasi dan komunikasi yang jelas. Kapan dan dimana, serta komoditas mana yang butuh impor dan mana yang tidak atau malah perlu subsidi supaya bisa bersaing dengan barang dari luar.
Kelemahan kita kadang di koordinasi itu. Karena antara yang ngurus petani, nyimpen barang sama yang memutuskan impor atau bukan adalah otoritas yang berbeda. Petani diurus Kementan, nyimpen barang diurus Bulog, sementara yang mutusin impor atau tidak adalah kuasa menteri perdagangan. Kalo beberapa stakeholder ini tidak ada koordinasi, sepintar apapun teori dan perencanaan selalu ada risiko miskomunikasi.
...
Risiko lain yang berbahaya adalah praktek rent-seeking dalam kondisi itu. Praktek rente. Praktek yang secara legal mungkin tidak ada masalah, tapi merugikan banyak orang. Ini seperti memanfaatkan kemelut di mulut gawang. Udah tahu barang melimpah, atau akan melimpah kemudian dilakukan impor. Barang yang ada mau kemana.
...
Jadi narasi stop impor juga harus proporsional. Juga penjagaan untuk mengatur dan memperbaiki praktek-praktek rent seeking. Politik rente.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung