Bagaimana cara belajar yang paling efektif? Setiap orang memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Ada yang suka belajar dengan membaca keras, ada yang suka keheningan dan suasan sepi senyap. Ada yang suka ditemani alunan musik, juga ada yang suka belajar dengan berkelompok.
Kecenderungan dan cara belajar ditentukan gaya berpikir dan pengalaman. Yang pernah saya tahu dari buku Quantum Learning karya Bobbi Deporter bahwa gaya berpikir bisa dikategorikan berdasarkan dua matra yaitu Acak dan Sequensial, dan Abstrak dan Kongkrit. Dari empat matra ini manusia bisa berpikir dengan Acak Abstrak (AA), Acak Kongkrit (AK), Sequensial Abstrak (SA) atau Sequensial Kongkrit (SK). Untuk soal ini nanti dibahas lebih lanjut ya.
Sementara preferensi metode dan gaya belajar juga berbeda dibagi kepada kinestetik, auditory dan visual. Gaya belajar auditori biasanya lebih cenderung dengan pendengaran. Inilah kenapa ada orang yang lebih nyaman belajar dengan diiringi musik tertentu atau mendengarkan suara dari konten pembelajaran. Contohnya adalah belajar dari rekaman suara, dengerin podcast atau dengarkan radio.
Namun ada orang yang lebih nyaman belajar dengan melihat. Misalnya dengan menggunakan gambar, menonton video atau menyaksikan ilustrasi. Tidak heran jika konten belajar yang menggunakan video dan gambar cenderung lebih mudah diterima.
Terakhir ada juga yang belajar lebih nyaman ketika melibatkan indra peraba dan gerakan tubuh. Inilah yang disebut dengan gaya belajar secara kinestetik. Praktek dan simulasi atau bermain peran akan lebih efektif.
Saya sebut preferensi karena pada dasarnya semua orang bisa belajar dengan menggunakan semua metode itu. Meskipun setiap orang berbeda preferensi dan efektifitasnya. Nmaun pada dasarnya belajar akan lebih efektif jika semua saluran dan gaya itu dikombinasikan.
Seperti yang saya dapatkan dalam beberapa pelatihan bahwa efektifitas belajar dengan menggunakan berbagai pendekatan sebetulnya akan lebih efektif. Seperti disebutkan dalam gambar di bawah ini. Bahwa ada perbedaan efektifitas belajar berdasarkan waktunya setelah 3 jam dan setelah 3 hari.
Belajar hanya dari verbal, tulisan atau gabungan keduanya hanya efektif 25-80% saja setelah 3 jam, dan 10-56%% setelah tiga hari. Sementara pendekatan partisipatoris dengan memberikan pengalaman ternyata lebih efektif karena berhasil menanamkan materi ajaran 90% setelah 3 jam dan 70% setelah 3 hari.
Ini ilmu dan pengetahuan dasar saja. Bahwa mempraktekkan apapun yang kita ketahui adalah metode belajar yang paling efektif. Teori dan pengetahuan dasar yang sama-sama kita sudah pahami dan ternyata dijustifikasi dengan penemuan secara ilmiah.
Begitu pula dalam proses asuhan di keluarga memberikan contoh dan dalam hal ini memberikan pengalaman adalah metode pembelajaran dan pengasuhan yang paling efektif. Seperti dalam video dibawah ini soal Children do, children see. Apa yang anak kita lihat itu pula yang akan dilakukan.
Benar kata-kata dari pepatah, lisan dengan perbuatan itu lebih efektif daripada lisan sekedar ucapan.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung