Seorang anak kembar tidak akan lepas perbandingkan sepanjang hidupnya, biasanya seperti itu. Ada satu film yang dulu sempat saya tonton soal anak kembar dan itu sangat menarik. Judulnya 12 and Holding keluaran tahun 2005. Saya tulis ringkasannya dalam postingan blog disini. Siapa sangka 9 tahun setelah menonton film itu, saya sendiri memiliki anak kembar. Satu yang masih saya ingat dari film itu adalah anak kembar, identik sekalipun, akan memiliki kepribadian yang berbeda-beda.
Karena setiap manusia itu unik. Diciptakan dengan ciri khas dan kelebihan serta kekurangan masing-masing. Pun begitu dengan anak kembar. Karenanya saya punya prinsip dengan istri saya bahwa kami tidak akan membeda-bedakan anak kami, Faqih dan Salman. Begitupun kami tidak akan mencoba mempersamakan atau menyeragamkan apapun yang akan mereka lakukan dan pakai. Namapun kami buat berbeda. Kami ingin Faqih dan Salman tumbuh menjadi pribadi masing-masing dengan potensi dan kelebihan sendiri yang unik.
Kenapa saya dan istri saya memiliki sikap seperti itu saya juga tidak terlalu yakin dari mana? Saya dan istri sama-sama memiliki pengalaman soal anak kembar dari saudara-saudara sepupu dan mungkin keponakan. Meskipun tentunya tidak ada pretensi apapun untuk memahaminya secara teoretis. Dan sepertinya itu yang harus kami lakukan supaya menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak-anak kami.
Namun ada satu video dari Guy Winch yang sempat saya tonton saat dulu saya mencoba memperbaiki listening dan bahasa inggris, di masa hunting beasiswa S2. Video ini sebetulnya soal emotional hygienists, atau bahwa kita sebetulnya harus juga menjaga kesehatan emosional kita sendiri. Karena dalam praktek orang sangat peduli dengan kebersihan fisik, namun tidak memiliki kepedulian yang sama dengan kebersihan emosional atau emotional hygienists.
Dua hal yang masih saya ingat dari video itu adalah soal bahwa anak kembar, sebetulnya setiap anak-anak yang punya saudara (kakak atau adik), akan mengalami favoritism dari orang tuanya. Ada istilah anak kesayangan Bapak atau Ibu. Dan kejadian itu tentunya bukan kondisi yang idel bagi perkembangan seorang anak. Sepertinya dari mindset ini yang membuat kami memandang bahwa setiap anak jangan dibeda-bedakan, jangan disama-samakan apalagi seoarang anak kembar. Itu kebijakan dasar. Bagaimana prakteknya? kalo sudah aware kita akan mau dan bisa cari caranya sesuai dengan kondisi keluarga kita.
Kedua bahwa saudara kembarnya akan memiliki ikatan yang sangat kuat. Secara fisik dan juga tentu secara emosional. Selalu ada mitos bahwa jika satu anak sakit, maka anak yang lain biasanya menyusul sakit juga. Saya sebut mitos karena itu bisa terjadi karena banyak faktor, karena jelas saja anak kembar akan bersinggungan begitu erat antara satu dengan yang lainnya, sehingga jika ada yang sakit maka yang lain akan terpapar virus atau bakteri dari saudaranya. Atau karena hubungan emosional empati, berpengaruh juga pada kesehatan. Karena sakit bisa juga terjadi karena pengaruh dari pikiran.
Di penjelasannya Guy Winch itu, salah satu tantangan yang akan di hadapi anak kembar adalah nanti saat keduanya berpisah. Misalnya karena sekolahnya berbeda, kuliah di kampus dan kota yang berbeda. Atau karena salah satu atau keduanya sudah berkeluarga. Perpisahan dua saudara yang sudah sagulung sagalang, begitu lama itu adalah tantangan lain. Loneliness dan perasaan rindu akan mereka alami. Dan dalam konteks itu pula sebetulnya kesehatan emosional akan terpengaruh.
Sekali lagi itu tentu bukan eksklusif antara dua orang saudara kembar karena setiap orang bisa mengalami hal ini. Namun dalam konteks pola pengasuhan saya kepada si kembar ini adalah salah satu perspektif yang saya jaga dan perhatikan.
Sepertinya itu dulu sharing saya soal anak kembar. Jika ada yang tertarik mendengarkan penjelasan soal emotional higyene silahkan tonton video Ted-x dari Guy Winch berikut ini. Semoga bermanfaat.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung