Ini status facebook saya 4 december 2016. Nampaknya masih relevan dengan dinamika hari ini. Karena kemarin sudah ada reuni saya kira pandangan saya masih sama soal fenomena itu. Saya tidak mendukung reuni semacam itu kalo dilihat dari segi target dan manfaatnya. Pandangan saya masih sama bahwa ada faktor lain diluar politik yang bisa menggerakkan orang sebanyak itu.
FB Dec 4, 2016
Fair-Unfair, Friend-Unfriend
Dua pasang kata diatas sepertinya ngetrend dan mewakili kondisi kebatinan kita saat ini. Kita maksudnya bangsa Indonesia. Ya paling tidak kondisi permedsosan. Dua pasang kata diatas sangat representatif.
Pertama, Fair-Unfair, artinya adil dan bijaksana atau sebaliknya, tidak adil dan tidak bijak. Maksudnya begini. Terkadang kita tidak bisa mengomentari sesuatu keadaan secara fair, secara apa adanya. Semua orang bersikap jadi propagandis yang mencoba.melihat kebenaran versinya sendiri. Biar mudah saya ingin mengatakan kita ini susah ngasih apresiasi bahwa orang yang bersebrangan dengan kita ada benarnya. Paling tidak bisa benar juga. Hampir mirip dengan 'senang lihat orang salah, sedih liat orang benar'. Bahkan cenderung tidak mau mengakui.
Coba lihat saja status orang mengomentari aksi 212 dan 412! Kalo dilihat dari isi pesan mah tidak bertentangan, yang satu menuntuk keadilan, yang terakhir menuntut penghormatan keberagaman. Dua-duanya bisa dilakukan bersama-sama. Orang yang menuntut adil tidak berati anti kebhinekaan, begitu pula sebaliknya. Tapi anehnya masing-masing fokus pada hal negatif. Dicari-cari kekurangan masing-masing. Misalnya orang itu kok masih ada yang meyakini ratusan ribu bahkan jutaan orang yang ikut demo itu bayaran parpol? Kan bisa bangkrut. Banyak yang tidak mau tahu bahwa ada faktor lain, selain duit yang bisa bikin orang turun ke jalan.
Kritik pasti ada dan harus diakui tapi ya itulah. Nampaknya status medos kita cenderung ke pasangan kata unfair. Kita juga tidak fokus pada inti masalah. Yang dibahas bukan tunutan demo nya. Tapi jumlah orangnya, rusuh tidaknya, sampai sampah dan kerusakan taman. Jadi inget adek2 yang tidak mengakui keputusan karena catatan nya hilang. Naif sekali!
Pasangan kata yang kedua juga lagi ngetrend, friend-unfriend. Karena beda pandangan politik dan karena sikap yang keukeuh kumeukeuh gampang saja kita infriend teman dari list medsos kita. Apa ini bukan sikap yang anti perbedaan? Friend unfriend.
Jadi, mari kita fair dan nggak usahlah unfriend segala .....
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung