Saat datang ke AS ada satu hal berbeda yang saya temukan soal penghormatan terhadap hak-hak perempuan. Di saat orientasi dan masa pengenalan kampus mahasiswa baru selalu diberikan informasi soal Title IX, ini adalah UU di AS yang mengatur soal perlindungan dari diskriminasi dalam berbagai hal termasuk ras, jenis kelamin, warna kulit, agama dan negara asal dalam pekerjaan dan di ranah publik. UU ini lahir pada masa reformasi pendidikan di tahun 1972 menyusul gelombang advokasi hak-hak sipil di AS.
Selain menjamin persamaan hak di dalam berbagai bidang, salah satu isi dari Title IX ini adalah soal perlindungan dari Sexual Harrasment dan Sexual Violence. Siapapun baik itu mahasiswa atau dosen yang melanggar bisa mendapatkan sanksi berat secara akademis dan pidana. Dan disini sexual harrasment dan sexual violence adalah bentuk pelanggaran etis dan hukum yang berat. Sederhananya jangankan sampai melakukan kekerasan seksual dan pelecehan, kita menatap lawan jenis apalagi sambil cuit-cuit nakal bisa saja dilaporkan jika yang bersangkutan tidak terima.
So, dalam konteks ini, AS sebetulnya lebih ketat daripada di negara kita. Di kita masih banyak orang yang dengan tanpa dosa dan dengan sangat leluasa menggoda dan merayu perempuan dengan cara, yang diluar batas kewajaran dan kepantasan. Btw, pelecehan apapun tidak ada yang di dalam batas kewajaran dan kepantasan sih.
Seringkali kita memandang orang-orang Barat, AS dalam konteks ini, sangat permisif soal kehidupan seksual dan bebas, tapi mereka punya aturan yang ketat dan sangat melindungi dengan adanya Title IX ini. Betul bahwa mereka memandang seks lebih rileks dan tidak tabu seperti kita, dengan catatan sepanjang itu dilakukan dalam konteks Consensual (suka sama suka). Jika tidak ada konsensus, jangankan sama orang asing, dengan pasangan sendiri sekalipun, misalnya suami-istri, bisa jadi hubungan seperti ini diadukan ke depan hukum.
Diluar itu, saya ingin share salah satu event di kampus yang mempromosikan perlindungan dari kekerasan seksual dan pelecehan seksual, namanya 'What are you Wearing". Event ini semakin viral dalam beberapa tahun terakhir untuk mendobrak salah satu mitos penyebab pelecehan dan kekerasan seksual. Pameran ini menampilkan pakaian-pakaian korban pelecehan seksual yang jika kita lihat, tidak mencolok dan biasa-biasa saja.
Bahwa tragedi kekerasan seksual terkadang suka dibebankan kepada perempuan dengan menuduh mereka berpakaian minim dan berperilaku menggoda. Padahal dalam banyak kasus, kekerasan itu terjadi kepada mereka yang bahkan memakai pakaian sopan dan tertutup, dan dilakukan oleh mereka yang dekat dan dikenal oleh si korban.
Bisa panjang kalo bisara soal ini, kalo tidak percaya saya share saja disini, apa sih yang dipakai oleh para korban kekerasan seksual ini? Cek gambarnya di video dibawah.
Dan kalo suka silahkan subscribe dan komentar di channel youtube saya. Semoga bermanfaat!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung