Mengantisipasi Sibling RIvalry

Menjadi orang tua itu perlu ilmu juga lho. Anak yang dititipkan kepada kita adalah amanah yang harus diurus dan dididik untuk menjadi manusia yang berkembang sesuai dengan potensi dan kemampuannya. Jadi dia tidak hanya butuh dikasih makan dan dijaga supaya tetap hidup, namun juga harus dididik dan diberikan pemahaman yang baik.

Nah salah satu yang akan dihadapi oleh orang tua adalah saat anak kita akan memiliki saudara. Mendapatkan saurada kandung bisa menjadi hal yang positif, namun juga bisa negatif jika tidak kita kelola dengan baik. Karena menambah saudara kandung itu akan mengubah hal-hal yang mendasar.


Misal salah satu contohnya, kehadiran saudara sedikit banyak akan membuat orang tua tidak memberi perhatian sepenuhnya pada sang buah hati. Meskipun kita selalu bilang, bahwa kita bisa memberi mereka masing-masing 100% cinta dan perhatian, pada kenyataannya pasti tidak akan bisa. Simple saja, waktu kita tidak nambah, dan orangnya pun tidak nambah. Punya adik tidak akan menambah ibu kan hehehe?

Nah karena itu pasti akan ada masa dimana si anak merasa orang tuanya berubah perhatiannya kepadanya. Apalagi jika sang anak memiliki adik dalam waktu yang sangat masih muda. Misalnya jika ia punya adik kurang dari 2 tahun, secara waktu akan berkurang saat dia mendapatkan ASI eksklusif dan perhatian lainnya. Sehingga dalam pembahasan parenting ada istilah Sibling Rivalry atau persaingan antar saudara.

Pengalaman saya sibling rivalry ini adalah hal yang perlu diantisipasi oleh orang tua yang akan memiliki anak kedua atau ketiga. Kita perlu belajar bagaimana mengatasi proses transisi sebagai orang tua dari yang memiliki anak satu menjadi anak banyak, karena manajemennya akan berbeda. Begitupula kita harus menyiapkan mental sang buah hati, si cikal yang akan berbagi kasih sayang dengan saudara-saudaranya nanti.

Sementara saya membuat beberapa poin dari pengalaman saya mempersiapkan ALi Kahfi menyambut kedua adik kembarnya  dalam video sederhana berikut ini. Semoga bermanfaat.