"No Forest, No Human, No Life"
Bina Sitepu
Manusia dan alam semestinya difahami sebagai satu kesatuan yang utuh satu sama lain. Alam dan manusia memiliki hubungan yang sangat erat. Apalagi jika kita membicarakan hutan yang memberikan manusia banyak sekali manfaat yang tidak ternilai harganya. Contohnya adalah kemampuan alam dalam hal ini hutan untuk memproduksi oksigen yang begitu penting bagi kehidupan manusia.
Bahkan ada satu fakta yang mungkin banyak orang yang tidak tahu. Menurut Bina Sitepu, mahasiswa Ohio Univeristy di Indonesia saja ada 5-40 juta orang yang hidup di hutan atau kawasan hutan. Kalo kita hitung di seluruh dunia tentunya jumlahnya bisa lebih banyak lagi.
Bina Sitepu berbagi soal perspektif ini dalam salah satu seri diskusi Indo Today yang diadakan oleh Permias Ohio University di Athens, Ohio bulan November lalu.
Lalu bagaimana cara kita melestarikan hutan? Salah satu caranya diantaranya adalah Forest Management atau manajemen hutan.
Lalu bagaimana cara kita melestarikan hutan? Salah satu caranya diantaranya adalah Forest Management atau manajemen hutan.
Misalnya dengan menentukan mana kawasan hutan dan mana bukan. Mana yang dilindungi dan mana yang bisa dikelola untuk eksploitasi. Hal ini dilakukan dengan prinsip menjaga kelestarian hutan untuk dapat memberi dampak sebesarnya bagi manusia dan ekosistem secara keseluruhan.
Bina juga menyinggung bahwa zaman dulu masyarakat menjaga hutan dengan norma dan nilai adat misalnya dengan penyebutan hutan terlarang. Kepercayaan masyarakat bahwa masuk hutan itu terlarang atau tabu adalah salah satu cara yang dilakukan oleh para pendahulu kita.
Teknik lain yang bisa digunakan adalah dengan mendorong penggunaan sumber daya hutan dengan menjaga keberlanjutan atau kelestarian hutan (sustainabilitas). Misalnya dengan teknik memilih tanaman yang tidak merusak hutan (Shifting Cultivation), menggunakan teknik pertanian yang baik seperti gilir balik, melaksanakan agro forestry yang berbeda dengan perkebunan biasanya. Juga dengan mendorong hutan yang lebih beragam tanamannya, karena itu lebih bagus daripada hutan yang tanamannya monokultur.
Selain itu, secara wacana untuk menengahi dua kepentingan yang seperti bertentangan ini ada banyak konsep lain yang bisa dilaksanakan. Misalnya dengan mendorong Eco tourism yaitu menonjolkan keindahan hutan sebagai atraksi kunjungan wisatawan. Pola ini bisa mendapatkan manfaat hutan dengan tidak merusaknya sehingga potensi ekonomi bisa didapat tapi juga hutan tetap lestari.
Isu lain adalah Green Debt, ini terkait dengan isu Climate Change yaitu dengan memberikan beban kepada negara maju karena sudah berhutang kepada negara-negara berkembang yang masih melestarikan hutannya sebagai paru-paru dunia. Hutang ini bisa menjadi bantuan untuk pelestarian hutan di negara berkembang. Kira-kira seperti itu simpelnya.
Untuk melengkapi catatan ini saya share saja salah satu vlog saya soal wawancara seputar isu ini dengan mas bisa berikut ini.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung