Hari Jumat adalah hari besar bagi umat Islam. Di dalamnya umat Islam laki-laki diwajibkan untuk mengikuti shalat Jumat. Jumatan adalah ibadah mingguan yang rutin dikerjakan oleh umat islam. Selama memungkinkan maka wajib bagi laki-laki untuk ikut jumatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)
Tentunya ada cara dan aturan yang harus diikuti saat melaksanakan ibadah ini. Ada syarat dan tata caranya. Shalat jumat hanya 2 rakaat berbeda dengan dzhuhur yang 4 rakaat. Disunnahkan datang lebih awal, mandi terlebih dahulu, potong kuku, memakai wewangian dan amalan-amalan lain yang dianjurkan.
Salah satu yang harus dilakukan dalam jumatan adalah mendengarkan khutbah. Bahkan mengingatkan orang lain untuk tidak berisik sekalipun tidak dianjurkan saat khatib sedang khutbah. Dalam mendengarkan khutbah sejatinya mustami dilarang untuk berbicara atau ngobrol untuk alasan apapun.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
احْضُرُوا الذِّكْرَ وَادْنُوْا مِنَ اْلإِمَامِ فَإِنَّ الرَّجُلَ لاَ يَزَالُ يَتَبَاعَدُ حَتَّى يُؤَخَّرُ فِي الْجَنَّةِ وَإِنْ دَخَلَهَا.
"Hadirilah khutbah jumat dan mendekatlah kepada imam (khatib), karena seseorang yang terus menjauh (dari imam), dia akan diakhirkan (masuk) ke dalam surga meskipun ia (akan) memasukinya."
[HR Abu Dawud, no. 1108; Ahmad, V/11. Lihat Shahih Al Jami’, no.200]
[HR Abu Dawud, no. 1108; Ahmad, V/11. Lihat Shahih Al Jami’, no.200]
إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ أَنْصِتْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ.
"Jika kamu berkata kepada temanmu “diam” ketika imam berkhutbah, maka kamu telah berbuat sia-sia (yakni rusak pahala Jum’atnya)." [HR Al-Bukhari, no. 892 ; Muslim, no. 851].
Tapi sekarang fenomenanya berbeda, banyak orang yang bawa handphone saat jumatan. Meskipun di banyak mesjid sudah ada anjuran untuk mematikan handphone atau menyetingnya ke mode diam, tapi banyak orang yang gagal faham bahwa anjuran itu ada selain agar menjaga ketenangan dalam beribadah juga kekhusyuan dalam menyimak khutbah Jumat.
Banyak orang yang malah memainkan hp saat jumatan baik itu untuk browsing berita atau lebih parah lagi ada yang sambil main game ketika khatib menyampaikan khutbahnya. Tentu tidak mungkin saya mengambil gambar atau merekam saudara-saudara kita yang makukan hal tersebut. Itu sama saja melakukan hal yang sama sia-sianya.
Jangankan bermain HP saat khutbah Jumat dalam sebuah pertemuan sekalipun melakukan hal yang sama adalah sebuah pelanggaran etika. Apalagi dalam jumatan yang mensyaratkan mendengarkan khutbah.
Paradoks Teknologi dan Derita Zaman Milenial
Ada beberapa alasan yang bisa jadi menyebabkan orang bermain gadget selagi jumatan. Yang pertama tentunya karena kurangnya ilmu dan pengetahuan. Orang yang tidak mengerti bahwa salah satu yang harus dilakukan saat kumatan adalah memperhatikan dan mendengarkan khutbah. Kalo kasusnya seperti ini maka sebaiknya tulisan ini jadi perhatian, dan jangan tidak mengulang lagi. Karena selain secara etika tidak pas, itu juga akan mengurangi kualitas ibadah jumat dan mengganggu orang lain.
Namun saya khawatir alasan kedua, orang bersangkutan sudah tahu, tapi tak kuasa menahan godaan untuk membuka akun sosial media, browsing atau gaming saat khutbah jumat. Di era millenial yang seperti sekarang saat internet dengan cepat dan pasti menggantikan koran, radio dan televisi sebagai sumber infoasi dan hiburan orang sudah mulai teradiksi dengan internet. Coba kita hitung berapa kali kita cek akun sosmed kita dalam sehari? Ataukah seberapa sering kita tertidur sambil membawa handphone dan bangun dengan langkah pertama menggamit gawai pintar kita cek status? Sering?
Menurut teman saya Ihsan Gumilar, pakar neuro psikplogi salah satu efek buruk dari internet adalah melemahnya kemampuan untuk mengontrol diri. Hampir semua orang saat ini memiliki minimal satu gawai pintar dengan koneksi internet. Penggunaan handphone sudah menjadi prevalensi yang sangat tinggi dan massif. Keberadaannya sudah berubah dari kebutuhan, gaya dan jadi candu tersendiri.
Bisa jadi fenomena menggamit handphone saat jumatan ini lebih besar dipengaruhi alasan kedua ini. Kecanduan internet membuat orang sering sakau dan merasa ada yang kurang jika tidak selalu cek update di gawai pintar. Tentu jika dibiarkan keadaan seperti ini bisa sangat mengganggu. Sebisa mungkin harus dilawan dan dikendalikan.
Satu hal yang bisa dilakukan adalah mengelola penggunaan handphone. Untuk saat-saat penting seperti dikala rapat dan jumatan sebaiknya dibiarkan dalalm keadaan silent atau mati. Biar kita lebih khusyuk dalam menjalankan aktifitas.
Memainkan handphone saat jumatan itu nggak etis dan merusak ibadah. Semoga kita nggak termasuk golongan yang demikian.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung