Teringat analisa Eep..
Renungan
25 kekeliruan politik umat Islam yang merupakan bahan renungan ilmuwan muda muslim Eep Saifullah Fatah. Di dalam 25 pendapat Eep tersebut dikemukakan sikap umat Islam yang patut dikoreksi adalah:
- Senang membuat kerumunan, tapi tidak rajin menggalang barisan.
- Suka marah, tidak suka melakukan perlawanan.
- Reaktif, bukan proaktif.
- Suka terpesona oleh keaktoran, bukan oleh wacana atau isme yang diproduksi atau dimiliki sang aktor.
- Sikap umat Islam lainnya yang patut dievaluasi adalah sibuk berurusan dengan kulit, tidak peka mengurusi isi.
- Gemar membuat organisasi kurang mampu membuat jaringan.
- Cenderung memahami segala sesuatu secara simplistis, kurang suka dengan kerumitan, kecanggihan. Padahal inilah adanya segala sesuatu itu.
- Umat Islam sering berpikir linear tentang sejarah dengan rumus dealektika atau sinergi.
- Enggan melihat diri sendiri sebagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung berharap perubahan dari atas atau para pemimpin.
- Senang membuat program, kurang mampu membuat agenda.
- Cenderung memahami dan menjalani segala sesuatu secara parsial, tidak secara integral atau kaffah.
- Senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten mengurusi agenda jangka panjang.
- Terus menerus menyerang “musuh” di markas besarnya, abai pada prioritas pertama “menyerang musuh” pada gudang amunisinya.
- Kerap menjadikan politik sebagai tujuan bukan politik sebagai alat.
- Senang mengandalkan massa abai pada fakta bahwa perubahan besar dalam sejarah selalu digarap pertama-tama oleh creative minority (ironisnya, ini justru secara spektakuler dicontohkan Nabi Muhammad SAW beserta lingkaran kecil di Mekah dan Madinah).
- Umat Islam senang berpikir memakmurkan masjid, kurang giat dan serius bagaimana memakmurkan jamaah masjid.
- Senang menghapalkan tujuan sambil mengabaikan pentingnya metode. Tidak berusaha memahami dengan baik tujuan itu sambil terus mengasah metode.
- Senang merebut masa depan dengan meninggalkan hari ini atau merebut hari ini tanpa kerangka masa depan, bukannya merebut masa depan dengan mencoba merebut hari ini.
- Sangat pandai membongkar dan membongkar, kurang pandai membongkar-pasang.
- Sangat cepat dan gegabah merumuskan musuh baru (dan lama) tapi sangat lamban dan enggan merangkul kawan baru.
- Gegap gempita di wilayah ritual, senyap di wilayah politik dan sosial.
- Umat Islam sekarang ini selalu ingin cepat meraih hasil, melupakan keharusan untuk bersabar.
- Senang menawarkan program revolusioner tapi abai membangun infrastruktur revolusi.
- Selalu berusaha membuat politik sebagai hitam putih, bukannya penuh warna tak hingga.
- Sangat pandai melihat kesalahan pada orang lain, kurang suka melakukan instrospeksi.
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung