Sadhu Vaswani
Great Achievement is usually born of great sacrifice, and is never the resukt of Selfishness.
Napoleon Hill
Melanjutkan sekolah dengan beasiswa luar negeri adalah salah satu
impian saya sejak tsanawiyah. Bagi saya banyak sekali keuntungannya jika
bisa keluar negeri. Selain karena itu adalah pengalaman yang bisa
mengubah hidup, sekolah keluar negeri memberi kita kesempatan untuk
belajar di sistem pendidikan yang lebih baik, bisa lebih fokus belajar
dan mendapatkan pengalaman internasional.
Tahun ini alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan
kuliah ke Ohio University untuk program Master of International
Development Studies dengan beasiswa Fulbright. Pada awalnya saya juga
tidak menyangka bisa lolos karena beasiswa Fulbright sangat prestius dan
seleksinya sangat ketat.
Namun meski sudah lolos beasiswa saya sempat mengalami dilema. Kuliah
di luar negeri berarti saya harus meninggalkan keluarga dalam jangka
waktu yang cukup lama. Setidaknya satu tahun, bahkan bisa jadi dua tahun
selama saya menyelesaikan studi disana. Sementara istri saya bulan lalu
baru saja melahirkan bayi kembar.
"Kamu Tega ya?", begitu kira-kira kata-kata yang sering keluar dari
orang-orang saat tahu saya akan berangkat kuliah ke Amerika
Serikat. Mungkin ada dari mereka yang menyangka saya suami yang yang
tidak sensitif dan tak berperasaan. Mengurus satu anak saja sudah
merupakan tanggung jawab yang berat apalagi jika harus mengurus dua bayi
kembar dan ditinggal sendrian jauh beribu kilometer jaraknya. Sudah
terbayang berat sekali.
Jika ditanya perasaan, tentu tidak ada satupun suami yang tega
meninggalkan istri mengurus dua bayi kembar sendirian. Kecuali jika ia
punya niat untuk meninggalkan keluarga apapun alasannya.
Banyak yang 'menggoda' untuk mempertimbangkan keberangkatan saya ke
AS. Apalagi skema beasiswa tidak menanggung keluarga yang akan ikut
serta ke AS. Jika tidak ada komunikasi yang produktif urusan seperti ini
bisa jadi berdampak ke pada keharmonisan keluarga.
Super Woman
Beruntung sekali, saya punya keluarga yang sangat suportif dan istri
yang begitu tegar dan independen. Istri saya adalah salah satu wanita
tangguh yang saya kenal sejauh ini. Karenanya meskipun akan berat saya
tingga selama studi, istri saya lah yang paling tegar mendorong dan
memberi restu saya untuk segera berangkat ke Amerika.
Saya ingat, saat sudah dinyatakan lolos tahap wawancara beasiswa
Fulbright dan istri sudah memasuki bulan ketiga kehamilannya saya
bertanya apakah proses ini bisa saya lanjutkan? Istri saya dengan mantap
menjawab "Maju terus, pantang mundur, ini adalah kesempatan baik, buat
masa depan kita sekeluarga!!". Begitu pula saat usia kehamilannya masuk
usia 8 bulan dan mulai banyak orang yang 'baper' bahkan cenderung
mendemotivasi, istri saya tetap tegar mendukung saya berangkat.
Di bulan-bulan terakhir sebelum berangkat inilah beberapa kali ia
mengingatkan saya untuk meluruskan niat bahwa beasiswa ini dikejar untuk
saya bisa belajar secara serius. Berangkatlah dengan tenang agar fokus
menuntut ilmu, begitu kira-kira pinta istri. Jangan sampai sudah
berkorban jauh dari keluarga tapi pulang dengan tangan hampa.
Di sela-sela program orientasi persiapan kuliah di Northern Illinois University, dan insomnia berat karena jetlag
saya menyempatkan diri membuatkan video proses keberangkatan saya ke
Amerika Serikat. Video ini adalah tribute untuk wanita super yang sudah
mendampingi saya selama 7 tahun ini.
Terima kasih atas pengertian dan ketegarannya. Tentu semua proses ini
akan ada hikmah dan pelajaran yang membuat kami menjadi keluarga yang
lebih tangguh. Seperti kutipan dari Napoleon Hill dan Sadhu Vaswani
diatas, ini adalah ujian cinta dan ketabahan untuk sesuatu yang terbaik
di masa depan.
Mohon doa semoga proses belajar saya disini diberikan kelancaran dan bisa pulang dengan ilmu yang bermanfaat. Amin.
Selamat menonton...
Tulisan lain terkait Beasiswa
- Niat, Rencana dan Aksi
- Dari Cilawu ke Chicago, Pengorbanan Kuliah Di Luar Negeri
- 5 Tips Memburu Beasiswa
- No GRE University
- Yang perlu Diketahui Mahasiswa Baru di Amerika
- Sharing Cara Kirim Uang Dari Amerika ke Indonesia
- Fulbright (1) Mengintip 7 Proses Beasiswa; Pengalaman Beasiswa
- Fulbright (2): Sharing Persiapan dan Seleksi Administratif
- Fulbright (3): Sharing Seleksi Wawancara
- Fulbright (4) : Sharing Memilih dan Daftar Kampus di Amerika
- Fulbright (5): Pengalaman Medical Check Up
- Fulbright (6) : Pre Departure Orientation (PDO) dan Aplikasi Visa
- Fulbright 7 : Berangkat dan Gateway Orientation
Post a Comment
Thanks to visit my blog
Terima kasih sudah berkunjung